Ajax Amsterdam mengejutkan semua orang di Liga Champions musim ini. Tak banyak diunggulkan, raksasa Belanda tersebut justru mampu menyingkirkan dua tim besar Eropa, Real Madrid dan Juventus dalam perjalanan mereka ke semifinal Liga Champions.
Erik ten Hag melakukan pekerjaan yang luar biasa di kendali kepelatihan dan mengantar tim muda Ajax ke level selanjutnya. Pelatih Ajax tersebut meraih kemenangan tidak dengan mengandalkan nama-nama besar. Timnya melakukannya dengan gaya, all out, penuh ekspresi dalam permainan dan itu yang membuat sepak bola mereka begitu menarik untuk ditonton.
Banyak orang yang sudah mencoret nama Ajax ketika mereka di kandang sendiri kalah 1-2 dari Real Madrid. Namun mereka kembali dan menunjukkan daya tarung dan mengejutkan dunia dengan sepak bola mereka ketika menang 4-1 di Santiago Bernabeu dan membawa mereka ke perempat final.
Kemudian datang Juventus dengan Cristiano Ronaldo mereka di perempat final. Meskipun hanya bermain imbang 1-1 melawan Juventus di Johan Cruijff ArenA, semua mata kemudian tertuju ke Turin di leg kedua. Ronaldo membawa Bianconeri unggul pada menit ke-28, namun para pemain muda Ajax tak diam begitu saja. Donny Van De Beek menyamakan kedudukan sebelum kapten tim Matthijs de Light membawa mereka berbalik unggul lewat sundulannya. Ajax lolos ke semifinal Liga Champions.
Dengan semua yang terjadi dan pertunjukan performa mereka yang luar biasa, dapatkan Ajax Amsterdam melangkah lebih jauh lagi dan meraih tiket ke final Liga Champions di Madrid? Berikut adalah empat alasan kenapa Ajax bisa melakukan hal itu.
1. Bantuan dari PSSI-nya Belanda
Ajax mendapatkan bantuan besar ketika pihak federasi sepak bola Belanda memutuskan untuk memberikan seminggu penuh libur kompetisi hanya agar supaya Ajax siap untuk menghadapi Tottenham di semifinal Liga Champions.
KNVB sadar bahwa pertandingan semifinal Liga Champions kali ini berada di antara pertandingan liga, karena itu mereka memutuskan untuk menunda pertandingan Ajax di liga hingga pekan ke-33.
"Ini dilakukan untuk membantu sepak bola Belanda secara keseluruhan karena ini sangat berarti untuk bisa sukses di Eropa," bunyi pernyataan resmi dari KNVB.
Di sisi lain, Tottenham justru masih bermain di liga dengan menjamu West Ham dan juga melawan Bournemouth jelang pertandingan leg pertama. Spurs sendiri kini memiliki empat pertandingan dalam 12 hari. Banyak suporter Spurs yang mempertanyakan kebijakan dari FA (Federasi Sepak bola Inggris) mengenai dukungan kepada mereka.
Faktor ini bisa menjadi faktor yang menguntungkan Ajax dan bisa jadi akan berpengaruh pada peluang mereka lolos ke final Liga Champions.
2. Ajax Tak Perlu Takut
Ajax telah melampaui harapan mereka pada tahap ini, dan mereka akan memanfaatkan kepercayaan diri mereka untuk melawan Tottenham di kedua leg semifinal Liga Champions. Kepercayaan diri ini yang mereka perlukan untuk bisa mencapai partai final.
Frenkie de Jong, yang akan bergabung dengan Barcelona musim panas mendatang, dan Matthjis de Ligt, yang diperkirakan juga akan menyusulnya meninggalkan Ajax, telah memainkan peran besar dalam membayar kembali kepercayaan yang diberikan kepada mereka oleh raksasa Belanda tersebut.
Sementara itu Spurs juga memiliki kepercayaan diri karena mereka mampu menyingkirkan salah satu favorit lainnya, Manchester City. Namun mereka juga harus waspada karena Ajax kini menjelma menjadi tim yang mampu memberikan ancaman dalam bentuk apapun. Para pemain seperti David Neres, Dusan Tadic dan juga Van de Beek telah berperan besar dalam peruntungan mereka dan tak diragukan lagi bahwa mereka akan menjadi incaran tim-tim besar bila mampu melaju ke final.
Untuk saat ini, fokus dan kebersamaan adalah atribut kunci dari Ajax Amsterdam, atribut yang membuat mereka sukses melewati adangan Real Madrid dan Juventus.
3. Lemahnya Pertahanan Tottenham
Sudah banyak pertanyaan-pertanyaan mengenai seberapa bagus pertahanan Tottenham sebenarnya. Tim asuhan Mauricio Pochettino tersebut sangat rentan untuk diserang, dan Manchester City membuktikan itu dengan membobol gawang Spurs tiga kali, atau kebobolan yang ke-14 di Liga Champions bagi Tottenham.
Pertarungan yang bisa jadi dinanti banyak pihak adalah pertemuan dari Kieran Trippier dan David Neres pada pertandingan semifinal ini. Trippier memiliki tugas yang berat untuk menghentikan pemain cepat berusia 22 tahun tersebut. Sisi lebar adalah area yang bisa dieksploitasi oleh para pemain Ajax yang memiliki kecepatan mumpuni.
4. Tidak Ada Harry Kane dan Son Heung Min
Setelah Harry Kane mengalami cedera, beban untuk urusan mencetak gol menjadi tanggung jawab Son Heung-min dan dia berperan besar dalam kesuksesan Tottenham melaju ke semifinal, di mana ia mencetakempat gol. Pemain depan Korea Selatan tersebut dijadwalkan absen pada pertandingan leg pertama karena skorsing. Dia mendapatkan kartu kuning yang ketiga ketika bermain di Etihad melawan Manchester City. Alhasil, Spurs dipastikan hanya akan mengandalkan Lucas Moura dan Fernando Llorente saja untuk memimpin serangan.
Harry Kane sendiri diperkirakan akan absen hingga akhir musim karena cedera engkel pada leg pertama ketika menghadapi City. Dengan absennya Son dan Kane, Ajax tidak diragukan lagi akan memiliki keuntungan. Ini sesuatu yang bisa dimanfaatkan oleh raksasa Belanda ini.
Jadi, apakah kita akan melihat Ajax Amsterdam akan melaju ke final Liga Champions dan mengalahkan tim elit Eropa lainnya? Menarik untuk ditunggu.